Apa Yang Kita Wariskan?



Oleh Abu Aisyah


Kala raga mulai renta
Kala masa memakan usia
Ketika uban kian merata
Ketika kulit bertambah keriputnya
Tak ada yang bisa kita pertahankan
Hanya bekal yang harus kita sediakan
Perbekalan yang terus abadi
Hingga sampai ke hadapan Ilahi

Puisi di atas adalah gambaran bagaimana ternyata usia kita terus bertambah, tak ada satu makhlukpun yang mampu menahannya. Semuanya berjalan seolah tanpa rasa, hingga mengantarkan kita ke usia yang tidak lagi muda. Tua adalah takdirNya, manula adalah sunnahNya dan renta adalah kepastianNya. Tidak ada yang bisa kita lakukan selain mempersiapkan perbekalan, namun juga bukan sembarang perbekalan. Sebuah perbekalan yang kita harapkan adalah perbekalan yang tidak pernah habis menemani kita atau perbekalan yang selalu berada di samping kita hingga hari kiamat tiba. Adakah perbekalan seperti ini?
Amal jariah adalah salah satunya, ketika manusia telah kembali keharibaanNya semua amal ibadahnya telah tiada. Tak ada lagi amal yang dapat memberikan manfaat kepadanya kecuali tiga amalan yang senantiasa berasamanya. Ketiga amalan tersebut adalah Shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat untuk orang lain dan anak sholeh yang selalu mendoakannya.
Ketiga amal ibadah tersebut senantiasa memberikan manfaatnya walaupun seseorang telah tiada. Ketika semua amalan tidak lagi dapat dilaksanakan, maka ketiga amalan tersebut akan terus mengalir memberikan pahala tanpa batas masa.
Inilah warisan sebenarnya, ia menjadi warisan yang terus bermanfaat bagi umat manusia. Warisan yang akan terus memberikan kebaikan kepada pemiliknya hingga di akhirat sana.
Tulisan adalah salah satu dari amal ibadah yang terus mengalir pahalanya, walaupun penulisnya telah tiada. Tulisan-tulisan yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah satu dari tiga amalan yang senantiasa menemani kita hingga menghadap Sang Pencipta. Maka tidakkah kita ingin meninggalkan warisan tersebut kepada anak cucu kita?
Tak ada alasan untuk menjawab tidak, setiap kita diberi kesempatan untuk menuliskan semua hal yang menjadi amalan sepanjang zaman. Bukankah kita diberikan panca inder untuk melihat dan meyaksikan kebesaranNya. Bukankah kita diberikan hati dan akal untuk memikirkan bagaimana Dia memberikan segalanya untuk kita? Maka tuliskanlah semua kenikmatanNya, agar ia semakin memberikan lebih banyak nikmatnya. Dan di alam sana ia akan menjadi amalan yang senantiasa bersama, memberikan pahala tanpa ada batasnya. Silahkan mencoba…. Wallohu A’lam.

0 komentar:

Posting Komentar