Bisa Nulis Doang



Oleh : Bambang Prawiro

Apa persamaan antara ngomong dengan nulis? Kalau ditanyakan kepada saya maka akan saya jawab keduanya sama-sama memerlukan pengamalan. Kenapa demikian? Baik ngomong ataupun nulis keduanya memerlukan adanya implementasi. Jadi bukan sekadar ngomong atau nulis doang, Ngomong  doang tanpa amalan jadi bohong dan nulis doang tanpa diamalkan juga sama saja. Terus bagaimana agar antara ngomong, nulis dan pengamalan bisa seimbang?
Gampang aja, kita harus tahu bahwa apa yang kita omongin dan kita tulis harus kita pertanggungjawabkan. Jadi bukan sekadar ngomong dan nulis, keduanya memerlukan adanya tanggung jawab moral. Kalau seseorang nulis tentang hal-hal yang baik, namun dia tidak bisa mempraktekan apa yang ditulisnya maka sama saja ia dengan orang yang bisa ngomong tapi gak bisa ngamalin.
Sekarang kita ngomongin nulis, ternyata banyak di antara kita yang pintar menulis namun amalan kesehariaannya tidak sesholeh apa yang ditulisnya. Hal ini seperti disitir oleh Allah taala dalam firmanNya :
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ [٢:٤٤]
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?. QS Al-Baqarah : 44.
Ini adalah salah satu dari ciri ahli kitab, mereka banyak menyuruh orang lain agar berbuat baik, namun mereka sendiri melupakan diri mereka sendiri. Dalam dunia penulisan seseorang menuliskan begitu banyak kebaikan namun dia sendiri tidak bisa mengamalkan apa yang ia tulis. Sungguh merugi orang-orang seperti ini.
Lantas bagaimana agar kita tidak terancam dengan ayat ini? Ketika menulis adalah sebuah amal ibadah maka tuliskanlah segala bentuk kebaikan agar para pembaca dapat mengamalkannya, selain itu tuliskanlah kejelekan-kejelekan agar para pembaca juga dapat menjauhinya. Selanjutnya berusahalah agar kita konsisten dengan apa yang kita tulis. Maksudnya ketika kita menulis tentang suatu kebaikan maka usahakan agar kita yang terlebih dahulu melaksanakan kebaikan tersebut. Sebalikny apabila kita menuliskan sebuah kejelekan maka jadilah kita orang pertama yang menjauhi kejelekan tersebut.
Bagaimana jika kita cuman bisa nulis doang dan belum bisa melaksanakannya? Memiliki azzam dalam hati dan usaha terus-menerus untuk dapat melaksanakannya. Itulah jalan keluarnya, sehingga kita tidak terkena ancaman seperti ahli kitab tersebut.   Wallahu A’lam. 

0 komentar:

Posting Komentar