Menulis Karena Allah



Abdurrahman Misno Bambang Prawiro


Dunia Literasi Islam khususnya di Indonesia mengalami booming, hal ini ditandai dengan meledaknya Novel Ayat-Ayat Cinta yang kemudian diangkat ke layar lebar. Tidak berhenti sampai di sini, Sang Pemilik Karya Habiburahman El-Syirazi kembali menghentak dengan Novel Ketika Cinta Bertasbih yang juga diangkat ke layar lebar. Fenomena boomingnya novel-novel Islami menjadi indikasi bahwa masyarakat Indonesia sangat membutuhkan bahan bacaan yang sarat dengan nilai-nilai Islam. Islam yang membawa kepada kedamaian dan kebersahajaan, dengan kata lain masyarakat membutuhkan para penulis yang mampu menghidangkan bacaan yang bergizi menurut istilah pak Hernowo.
Di balik boomingnya dunia literasi Islami, ternyata muncul pula bacaan-bacaan yang mengajak kepada kesyirikan, kemunafikan dan kemaksiatan lainnya. Buku-buku yang membawa kepada sikap hidup hedonisme, serba instan dan tidak lagi memperhatikan tatanan Iman.
Tidak hanya itu, buku-buku dengan label Islami pun beredar dengan luasnya, hanya karena melihat pasar para penulis gadungan membanjiri masyarakat dengan tulisan-tulisan yang mengatasnamakan Islam namun sejatinya menghancurkan Islam. Mereka menjual Islam dengan harga yang sedikit, bahkan mereka rela menuliskan bacaan-bacaan Islam yang sejatinya bertentangan dengan Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh para Shahabat Nabi.
Maka saat ini sangat dibutuhkan para penulis, pejuang bersenjatakan pena untuk melawan para pecundang yang hendak menghancurkan Islam, atau mereka yang mengatasnamakan Islam padahal menghancurkan dari dalam. Para penulis Islam adalah mereka yang menulis karena Allah taala, buka karena ingin dipandang, atau ingin mendapatkan kesenangan duniawi yang semu. Menulis karena Allah adalah menorehkan Kalam Ilahi dengan tinta Imani dalam bingkai Syariat suci. Maka setiap muslim yang menjadi seorang penulis, atau siapa saja yang hendaknya menjadi seorang penulis,  menulislah karena Allah................ 

0 komentar:

Posting Komentar