Spiritual Writing



Oleh : Abdurrahman Ar-Rasyid

Menulis adalah buah dari membaca, ketika apa yang kita baca memiliki nilai-nilai spiritual tinggi maka ia akan menghasilkan buah tulisan yang memiliki nilai spiritual tinggi pula. Sebagai seorang muslim, bacaan utama kita adalah Al-Qur’an, sehingga sudah sewajarnya ketika kita menulispun syarat dengan nilai-nilai Al-Qur’an. Aktifitas menulis bukanlah hanya sekadar hoby, bukan pula hanya mencari penghasilan apalagi mencari ketenaran, menulis adalah ibadah yang harus menjadi wasilah kita untuk melaksanakan salah satu amanah manusia di dunia. Allah ta’ala berfirman “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku ” QS Adz-Dzariyat : 56.
Ketika ibadah adalah sebuah kewajiban umat manusia maka segala aktifitasnya seharusnya adalah dalam rangka mendekatkan diri kepadaNya, termasuk dalam hal ini aktiftas menulis. Ia adalah aktifitas yang mengajak seluruh umat manusia untuk mengenal Rabbnya, mengenal Agamanya dan Mengenal Nabinya. Menulis juga menjadi sarana untuk mengajak manusia kepada perbuatan yang ma’ruf (baik) dan mencegah dari pebuatan mungkar (buruk) serta beriman kepada Allah ta’ala (QS Ali Imran : 110).
Hal ini memberikan sebuah konsekuensi bahwa setiap aktifitas menulis dilakukan haruslah didasarkan kepada nilai-nilai suci Ilahi, dalam arti setiap tulisan kita didasari oleh rasa keimanan kepada Allah ta’ala. Inilah yang disebut dengan Spiritual Writing. Ia adalah bentuk lain dari ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah ta’ala, bahkan Allah ta’ala telah bersumpah dengan salah satu dari alat yang digunakan untuk menulis yaitu pena (qalam). Allah ta’ala berfirman “Nun, demi kalam (pena) dan apa yang mereka tulis” QS Al-Qalam : 1. Allah ta’ala tidak akan bersumpah dengan sesuatu yang tidak memiliki sebuah nilai keagungan. Pena adalah sebuah alat untuk menuliskan segala sesuatu, dalam konteks ayat ini yaitu takdir umat manusia.
Dalam riwayat yang shahih Allah ta’ala berfirman bahwa makhluk pertama yang diciptakanNya adalah Qalam (Pena), ia digunakan untuk menulis semua takdir makhlukNya termasuk manusia. Maka pena adalah makhluk yang memilik derajat yang tinggi untuk menorehkan tinta kebaikan yang akan menyebar kepada seluruh manusia.
Dalam QS Al-‘Alaq : 4 Allah ta’ala berfirman “’Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam”. Allah ta’ala telah menggunakan qalam (pena) sebagai wasilah (perantara) antara Dia dan manusia dalam mengajarkan segala bentuk kebaikan. Jika Allah ta’ala menggunakan pena sebagai wasilah untuk mengajarkan manusia maka berarti manusia secara fitrahnya memiliki kecenderungan untuk menerima hal ini.
Dari sini kita mengetahui bahwa Spiritual Writing adalah sebuah amanah ilmiah yang harus kita laksanakan. Bukan sekadar menulis, tapi lebih dari itu yaitu menulis dengan dasar keimanan mendalam yang termanifestasi dalam setiap tulisan. Wallahu a’lam.    

0 komentar:

Posting Komentar